Sahabat Abadi
Sahabat, maukah kau mendengar aku bertutur?
tentang sebuah persahabatan yang indah
tentang kesetiaan yang abadi
tentang kehidupan yang maknawi
dan semua hal warna-warni
Sahabat, ijinkan aku mencuri sehelai waktumu
ketika aku ingin berkisah
bukan keluh kesah
karena hatiku sedang haru
biru
Sahabat, bersamamu kulewati rentang elastisitas masa
canda, tawa, hingar, bahagia, lengkap mewarna
pun gundah, luka, airmata dan darah telah jadi jelaga
ayun mengayun bergandeng tangan
seerat hati kita yg tlah terpaut
Dan tahukan engkau sahabatku?
semua hal indah yang pernah kita lewati
mana mungkin abadi
padahal aku ingin selamanya
kita bisa tertawa dan bahagia
Sesungguhnya sahabatku,
bukan itu intiku
semua yg kubagi denganmu
adalah semu
maka, maukah kau tunjukkan apa keabadian itu?
duhai, sahabatku
lihatlah siapa tamu yang sudah di ujung pintu
tersenyum malu-malu
menunggu rengkuhan sambil tersipu-sipu
dia adalah yang terindu
Ramadhan namanya
indah bukan?
maka kemarilah
sambut kembangan tangannya sepenuh jiwa
ijinkan raga dan nyawa bersatu dalam suka
Sahabatku, inilah pintu itu
ketika apa yang indah dan abadi itu bukan maya
kita akan bercanda dan tertawa dalam keabadian nyata
maka letakkan Ramadhan di tengah persahabatan kita
maka yakinlah, ini saat aku menutup cerita
Marhaban ya Ramadhan 1429 H. Ijinkan aku tuk mendekapmu sepenuh rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar